Diabad yang serba canggih ini, tidak saja
manusia dapat merasa, berpikir, dan ber ”ego” raksasa. Mesin juga atau
sejenisnya dalam satu paket tekhnologi dapat saling memaki, sombong, dan merasa
jago. Cerita ini di buat oleh mesin juga, tapi mesin rendah hati, namanya ke-ybo-ard. Kebetulan sekali, mesin
sepeda motor sangat pantas jumawa abad ini, karena penjualan yang sangat
buaaanyakkkk dan trend. Beginilah cerita kesok-sok an para beberapa anggota
mesin.
Gigi
tarik : Tanpa ada saya,
kalian, hey para anggota mesin, tiada gunanya, saya adalah yang membuat kalian
berfungsi, dan dapat melintasi jalan manapun dan menikmati indahnya dunia lain…
Karburator : Hey, kau gigi tarik, jangan sok, tanpa
saya, gak akan ada namanya pengapian, kalo tak ada pengapian, kau mau melintas
apa ? menikmati apa ? banyak gaya
kau gigi tarik !!! aku lah penggerak utama kalian, aku jantung kalian !!!
Lampu
depan: hey, kau gigi tarik
dan karburator, jangan sombong, tanpa lampu penerangan, kalian pikir kalian
bisa melihat jalan ? kalian pikir siang aja hari ??? masuk jurang, mampus
kalian. Teriak lampu dengan mengedipkan lampunya pertanda mata terang yang
galak dan mata kemenangan !
Tali
gas : hahayyy, kalian
para cecunguk sontoloyo, kalian kira tanpa saya, kalian bisa bergerak…? Apa kalian
pikir bisa maju ??? taek kucing kalian semua…
Sang tali gas pun bangga dan mengalami
ketinggian hati dengan memamerkan suara auman gasnya tanda kemenangan. Mirip
king-kong menepuk dada kalau lagi pamer kekuatan. Atau mirip ayam kampoeng,
yang menaikkan bulu lehernya, pertanda dia siap sabung nyawa.
Tanpa dikira, tanpa di duga, muncullah sang oli yang lembut, cair, dan
terkesan tidak ada gunanya karena bentuknya juga yang jelek dan terlalu sering
dibuang bila sudah tak berguna. Padahal ini lah yang melumasi semua mesin agar
tetap dingin. Memberikan kemampuan tak terlihat, tapi kuat. Lucunya, sang
oli hanya berasal dari luar sang tekhnologi, bukan bawaan kendaraan.
Oli : cukup, cukup, jangan ribut untuk hal
yang sebenarnya tak perlu di rebutkan nilai gunanya. Kita masing-masing punya
nilai, punya guna, punya kelebihan masing-masing yang akhirnya mampu
menggerakkan Mesin raksasa ini. Dan karena kerendahan hati kita saling
menghormati dan bekerja sama, kita dapat sama-sama menuju tempat, melintas
pulau, bahkan menuju benua untuk sama-sama bangga.
Terlalu banyak diluaran sana kita temui, bisa
saja saya, anda, kita, kau, siapapun, yang terkadang terlena, terbuai, sok
paten, anggar jago ( istilah batak untuk sok jago ), merasa, menilai, bangga,
bahwa apa yang tlah kita capai, tiada lain adalah kemampuan, kehebatan, kecerdikan,
kepintaran kita dalam meraihnya. Karena itu terlalu sering kita melihat orang
sombong, suka menyepelekan , egois, berkata pongah dengan istilah “lihat aku !”
ato yang lebih konyol lagi. “ aku bisa karena aku memang jenius, pintar ato
apalah yang membanggakan diri seolah-olah tanpa ada kontribusi, bantuan,
support orang lain. Makanya juga Negara ini terlalu sering punya pejabat
korupsi, karena merasa itu haknya, merasa itu kecerdikannya, tanpa menghiraukan
kepentingan orang banyak. Terlalu banyak juga kita lihat orang tak lagi mau
berbagi. Bisa saja itu ilmu pengetahuan, bisa jadi juga harta, bisa juga skill.
Bersmuangatzzzlah berderma harta, Bersmuangatzzzlah mengajarkan ilmu, Bersmuangatzzzlah
berbagi skill. Anda, saya, kita, pada dasarnya sama : Manusia berhati nurani. Manusia berbagi !
Smuangatzzz Berbuat !!! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar