Rabu, 04 Juli 2012

Belajar Filosofi dari Mesin


Diabad yang serba canggih ini, tidak saja manusia dapat merasa, berpikir, dan ber ”ego” raksasa. Mesin juga atau sejenisnya dalam satu paket tekhnologi dapat saling memaki, sombong, dan merasa jago. Cerita ini di buat oleh mesin juga, tapi mesin rendah hati, namanya ke-ybo-ard. Kebetulan sekali, mesin sepeda motor sangat pantas jumawa abad ini, karena penjualan yang sangat buaaanyakkkk dan trend. Beginilah cerita kesok-sok an para beberapa anggota mesin.

Gigi tarik : Tanpa ada saya, kalian, hey para anggota mesin, tiada gunanya, saya adalah yang membuat kalian berfungsi, dan dapat melintasi jalan manapun dan menikmati indahnya dunia lain…

Karburator : Hey, kau gigi tarik, jangan sok, tanpa saya, gak akan ada namanya pengapian, kalo tak ada pengapian, kau mau melintas apa ? menikmati apa ? banyak gaya kau gigi tarik !!! aku lah penggerak utama kalian, aku jantung kalian !!!

Lampu depan: hey, kau gigi tarik dan karburator, jangan sombong, tanpa lampu penerangan, kalian pikir kalian bisa melihat jalan ? kalian pikir siang aja hari ??? masuk jurang, mampus kalian. Teriak lampu dengan mengedipkan lampunya pertanda mata terang yang galak dan mata kemenangan !

Tali gas : hahayyy, kalian para cecunguk sontoloyo, kalian kira tanpa saya, kalian bisa bergerak…? Apa kalian pikir bisa maju ??? taek kucing kalian semua…

Sang tali gas pun bangga dan mengalami ketinggian hati dengan memamerkan suara auman gasnya tanda kemenangan. Mirip king-kong menepuk dada kalau lagi pamer kekuatan. Atau mirip ayam kampoeng, yang menaikkan bulu lehernya, pertanda dia siap sabung nyawa.

Tanpa dikira, tanpa di duga, muncullah sang oli yang lembut, cair, dan terkesan tidak ada gunanya karena bentuknya juga yang jelek dan terlalu sering dibuang bila sudah tak berguna. Padahal ini lah yang melumasi semua mesin agar tetap dingin. Memberikan kemampuan  tak terlihat, tapi kuat. Lucunya, sang oli hanya berasal dari luar sang tekhnologi, bukan bawaan kendaraan.

Oli : cukup, cukup, jangan ribut untuk hal yang sebenarnya tak perlu di rebutkan nilai gunanya. Kita masing-masing punya nilai, punya guna, punya kelebihan masing-masing yang akhirnya mampu menggerakkan Mesin raksasa ini. Dan karena kerendahan hati kita saling menghormati dan bekerja sama, kita dapat sama-sama menuju tempat, melintas pulau, bahkan menuju benua untuk sama-sama bangga.

Terlalu banyak diluaran sana kita temui, bisa saja saya, anda, kita, kau, siapapun, yang terkadang terlena, terbuai, sok paten, anggar jago ( istilah batak untuk sok jago ), merasa, menilai, bangga, bahwa apa yang tlah kita capai, tiada lain adalah kemampuan, kehebatan, kecerdikan, kepintaran kita dalam meraihnya. Karena itu terlalu sering kita melihat orang sombong, suka menyepelekan , egois, berkata pongah dengan istilah “lihat aku !” ato yang lebih konyol lagi. “ aku bisa karena aku memang jenius, pintar ato apalah yang membanggakan diri seolah-olah tanpa ada kontribusi, bantuan, support orang lain. Makanya juga Negara ini terlalu sering punya pejabat korupsi, karena merasa itu haknya, merasa itu kecerdikannya, tanpa menghiraukan kepentingan orang banyak. Terlalu banyak juga kita lihat orang tak lagi mau berbagi. Bisa saja itu ilmu pengetahuan, bisa jadi juga harta, bisa juga skill. Bersmuangatzzzlah berderma harta, Bersmuangatzzzlah mengajarkan ilmu, Bersmuangatzzzlah berbagi skill. Anda, saya, kita, pada dasarnya sama : Manusia berhati nurani. Manusia berbagi !
Smuangatzzz Berbuat !!! ^_^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar